Sistem Pendidikan Pondok pesantren


Pengertian “sistem” bisa diberikan terhadap suatu perangkat atau mekanisme yang terdiri dari bagian-bagian dimana satu sama lain saling berhubungan dan saling memperkuat. Dengan demikian sistem adalah suatu sarana yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Bila kita menggunakan istilah sistem pendidikan dan pengajaran pondok pesantren maka tak lain yang dimaksud ialah saran yang berupa perangkat organisasi yang diciptakan untuk mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang berlangsungdalam pondok pesantren itu.


Sistem pendidikan di pondok pesantren masih belum memiliki kesamaan dasar di luar penggunaan buku-buku wajib (kutubul muqarrarah) yang hampir bersamaan atau di luar materi pelajaran yang berdekatan. Keragaman ini timbul sebagi akibat dari ketidaksamaan dalam sistem pendidikannya, dimana ada pesantren dengan sistem pendidikan berupa tanpa sekolah atau madrasah, ada pesantren yang hanya menggunakan sistem pendidikan madrasah secara klasikal, dan ada pesantren yang menggabungkan antar sistem pengajian dan sistem madrasah secara non klasikal. Pada sistem madrasah non klasikal ini, materi pelajaran diberikan secara berturut-turut dari kitab-kitab lama yang sudah umum terpakai dalam pengajian.

Oleh karena itu,  tidak mungkin ada penyatuan kurikulum di antara pondok-pondok pesantren selama masih adanya perbedaan-perbedaan cukup besar dalam sistem pendidikan yang dianut. Hal ini terlihat pesantren pada umumnya tidak merumuskan tujuan pendidikannya secara rinci, dijabarkan dalam sebuah sistem pendidikan yang lengkap dan konsisten. Namun, secara umum tujuan itu sebagaimana tertulis dalam kitab Ta’lim al-Mua’allim karya Zarnuji. Sebagian pedoman etika dalam pembelajaran di pesantren dalam menuntut ilmu, yaitu menuntut dan mengembangkan ilmu itu semata-mata merupakan kewajiban yang harus dilakukan secara ikhlas. Sementara ilmu agama yang dipelajari merupakan nilai dasar yang mengarahkan tujuan pendidikannya, yakni membentuk manusia memiliki kesadaran tinggi bahwa ajaran Islam merupakan weltonschaung (nilai dasar) yang bersifat menyeluruh.
 
Dalam mewujudkan tujuan tersebut, diselengarakanlah pengajian kitab, yang didalamnya terhimpun nilai dasar Islam tersebut sebagai tata nilai. Sejumlah kitab yang ditentukan untuk dipelajari di suatu pesantren dipandang sebagai kurikulumnya. Pemahaman kurikulum ini sejalan dengan pandangan Abuddin Nata, yaitu “sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai suatu ijazah / gelar tertentu: Sedangkan kurikulm pesantren meliputi delapan mata pelajaran yang oleh Kuntowijoyo, disebut pengetahuan humaniora pesantren: meliputi bahasa Arab (ilmu alat), fiqh-ushul, tafsir, hadist, adab (sastra Arab), akhlak, tasawuf dan tarikh. Serangkaian mata pelajaran tersebut terdapat dalam berbagai tingkatan kitab yang di dalamnya mengandung dua visi pendidikan yaitu: Pertama, Visi moral yakni pembinaan sikap mental (watak) dam akhlakul karima. Kedua, Visi intelektual yakni pengembangan akal pikiran.
 
Pada sebagian pondok pesantren, sistem penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah karena dipengaruhi perkembangan pendidikan di tanah air serta tuntutan dari masyarakat di lingkungan pondok pesantren itu sendiri. Dan sebagian pondok lagi, tetap mempertahankan sistem pendidikan yang lama.

Dalam realitasnya, penyelenggaraan sistem pendidikan dan pengajaran pondok pesantren dewasa ini dapat di golongkan kepada tiga bentuk yaitu:

  1. Pondok pesantren: lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam yang pada umumnya pendidikan dan pengajaran tersebut diberikan dengan cara non klasikal dimana seorang kiai mengajar santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab atau ulama-ulama besar sejak abad pertengahan sedang para santri biasanya tinggal dalam pondok atau asrama dalam pesantren tersebut
     
  2. Pesantren adalah lembaga pendidikan danpengajaran agama Islam yang pada dasarnya sama dengan pondok pesantren tersebut di atas, tetapi para santrinya tidak disediakan pondok di kompleks pesantren, namun tinggal tersebar di seluruh penjuru desa sekeliling pesantren tersebut, dimana cara dan metode pendidikan dan pengajaran agama Islam diberikan dengan sistem weton, yaitu cara santri datang berduyun-duyun pada waktu-waktu tertentu.
  3.  Pondok pesantren dewasa ini merupakan lembaga gabungan antara sistem pondok dan pesantren yang memberikan pendidikan dan pengajaran agama Islam dengan sistem bandongan, sorongan dan wetonan dengan para santri disediakan pondokan ataupun santri kalongan, yang dalam istilah pendidikan modern memenuhi kriteria pendidikan nonformal, serta menyelenggarkan pula pendidikan formal berbentuk madrasah dan bahkan sekolah umum dalam berbagai tingkatan dan aneka kejuruan menurut kebutuhan masing-masing.

      

Popular posts from this blog

Macam-Macam Amtsal dan Contohnya

Langkah-Langkah Penggunaan Media Gambar dalam Pembelajaran

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TANAMAN SAWI